Rabu, 01 Desember 2010

Bapak..

Zaman sekarang ini saya kadang merasa bahwa bahwa banyak orang merasa bahwa peran ayah dalam keluarga tidaklah sepenting dengan peran seorang ibu. Bukan hanya itu, banyak pula yang mengatakan zaman sekarang ini ibu pun bisa jadi kepala keluarga karena ibu juga bisa bekerja. Kalau di pikir-pikir, memanglah betul bahwa ibu pun sebagai seorang wanita zaman sekarang ini juga sudah bisa bekerja dan bahkan pendapatannya pun ada yang jauh lebih besar di bandingkan suaminya. Tapi walaupun ibu juga bisa bekerja, tetap lah tidak bisa mengantikan posisi suami sebagai kepala keluarga sebagai nahkoda yang memimpin keluarganya.
Saya punya seorang teman, dimana dalam kehidupan sehari-harinya dia tergolong orang yang hidupnya pas-pasan. Ayahnya sangat menyayangi keluarganya dan selalu berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya walupun dengan keuntungan yang pas-pasan. Tapi entah mengapa teman saya ini dan ibunya sendiri tak pernah bisa bangga dengan ayahnya. Yang ada malah mereka selalu menghina dan membenci ayahnya karena dianggap ayahnya itu tidak bisa mengurus keluarga. Apa lagi kalau mau di lihat saat ini teman saya sudah bekerja dan pendapatannya jauh lebih besar dari ayahnya. Kadang saya mau mengajak teman saya untuk bercerita, tapi kalau di singgung soal ayahnya rasanya ayahnya itu adalah orang yang tidak penting lagi bagi dirinya. Tapi anehnya dan membuat saya terkesan adalah ayahnya tidak membenci anaknya dan malah semakin menyayangi keluarganya walupun kadang dia sendiri merasa sedih melihat perlakuan anak-anaknya dan istrinya kepadanya.
Disisi satu sisi saya jadi teringat dengan ayah saya sendiri, ayah yang dulu tak pernah saya rasa menyayangi saya, ayah yang dulu saya rasa cuma mengangap saya sebagai anak pungut. Cerita ini bermula saat saya masih kecil, dimana setiap melakukan sesuatu saya pasti dapat marah, ketika saya dapat marah, rasa benci saya terhadap ayah saya rasanya sangat besar dalam hati saat itu. Rasanya semua kebaikan yang dilakukannya kepada saya tak pernah saya ingat yang ada hanya kebencian. Tapi untunglah kebencian itu tak berlangsung lama, dimana seiring waktu yang berjalan, ternyata saya menyadari bahwa apa yang dilakukan ayah saya bukan karena ingin menyiksa melainkan mendidik saya sehingga bisa menjadi anak dan manusia yang berguna baik itu bagi keluarga dan masyarakat. seandainya kalau saya tidak di didik seperti dulu sama ayah saya, mungkin sampai saat ini saya tidak menjadi seperti sekarang. Menjadi orang yang bisa bergaul dengan banyak orang, menjadi orang yang bisa di percaya oleh orang lain dan lain sebagainya. Walau kadang saya masih sering berbeda pemahaman dan pandangan dengan ayah saya apalagi ketika membuat suatu keputusan yang besar yang kadang menurutnya itu tidak bagus, saya tetap belajar untuk memahami pikirannya dan selalu belajar dari semua pengalaman yang dimilikinya.
Sudah saatnya buat semua orang menyadari pentingnya peran seorang ayah dalam sebuah keluarga. Dunia hanya akan bisa berubah jika asa anak-anak yang percaya kepada orang lain dan bisa dibutuhkan oleh masyarakat luas. Satu hal yang harus kita sadari bahwa seorang ayah hanyalah seorang manusia biasa yang tidak lepas dari berbagai macam kekurangan. Saya pun sendiri sebagi seorang anak bukan hanya tahu menuntut kepada orang tua untuk memenuhi kebutuhan saya, tapi sebagi anak bagaimana saya bisa memahami dan mengerti kondisi keluarga yang ada dan tidak menuntut terlalu banyak karena saya menyadari bukanlah suatu pekerjaan yang mudah bagi seorang ayah untuk menjadi pemimpin dalam keluarganya.
Di dunia ini dimana pun itu figure ayah sama pentingnya dengan figure ibu. Banyak yang mengatakan ibu bisa mengatikan figure bapak, begitu pun sebaliknya, ayah bisa mengantikan figure ibu. Tapi satu yang pasti menurut saya tidak ada yang bisa mengantikan figure ayah dan ibu kecuali mereka sendiri yang menjalankannya. Semuanya mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing termasuk diri sendiri. Sampai kapan pun pribahasa tentang penyesalan selalu belakangan datangnya tak akan pernah bisa terhindarkan dari kehidupan ini jika tidak menyadari apa yang sebenarnya tahu seharusnya kita lakukan saat ini.
Rasanya saat sekarang ini yang harus dilakukan oleh seorang ayah bukan lagi berpikir bagaimana agar anaknya selalu ada disampingnya dan menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, melainkan berpikir bagaimana agar anak-anak kelak tidak menjadi seorang koruptor atau melakukan perbuatan yang merugikan orang lain dan negara.
Satu hal yang pasti seburuk apa pun seorang ayah, dia selalu mencintai keluarganya dan selalu rela berkorban demi keluarga. Dan sebagai seorang anak, kebahagiaan seorang ayah bukan saat melihat anaknya punya uang yang banyak, tapi melihat anaknya bisa menjadi orang yang berguna buat masyarakat. Itulah kebahagiaan yang paling besar bagi seorang ayah buat anak-anaknya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar